Langsung ke konten utama

Ancaman Disintegrasi Bangsa (Dalam bentuk Tabel)

Ancaman Disintegrasi Bangsa


No.
Jenis Pemberontakan
Waktu
Tempat
Latar Belakang
Tujuan
Tokoh
Kronologi Singkat
Akhir Pemberontakan
1.
PKI Madiun 1948
18 September 1948
Madiun sekaresidenan
1)   Pada awal pemerintahannya Amir Syarifuddin berniat mendirikan negara komunis.Hal ini dibuktikan dengan adanya pendidikan politik bagi TNI.
2)      Ketidakpuasan terhadap hasil Renville, dimana pada saat itu kabinetnya adalah kabinet Hatta. Amir Syarifuddin kemudian melakukan oposisi,dan membentuk FDR ( Front Demokrasi Rakyat ).
3)      Muso bergabung dengan FDR membuat beberapa kebijakan yang pada intinya mendukung ide- ide komunis diterapkan di Indonesia.Puncaknya dengan diumumkannya Republik Soviet Indonesia.
Mengganti ideologi Pancasila dengan Komunis

-FDR (Front Demokrasi Rakyat )
- Amir Syarifudin & PKI
- Muso

*             Snevliet Dkk pada bulan Mei 1914 di Semarang yang pada bulan Desember diubah menjadi PKI.
*             13 Nopember 1926 melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda.
*             18 September 1948 MUSO memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun.
*             Pemberontakan ini menyebar hampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di gagalkan dengan ditembak matinya MUSO sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke Rusia.

1.      Soekarnno- Hatta melalui pidatonya memberikan pilihan kepada rakyat untuk memilih antara Soekarno-Hatta atau PKI-Muso.
2.     Panglima Besar Jendral Soedirman memerintahkan kolonel Gatot Soebroto dan Sungkono mengerahkan pasukan TNI.Madiun berhasil direbut pada tanggal 30 September 1948.
2.
DI/TII di Jabar
7 Agustus 1949
Jawa Barat
Tidak sejalan dengan pemerintah RI ketika terjadi perundingan Renville yang dianggap merugikan pemerintah Indonesia.

Membentuk negara islam yang disingkat ddengan NII (Negara Islam Indonesia)
Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo

karena tidak setuju terhadap isi perjanjian Renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI (Yogyakarta) ia dan anak buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara.
Untuk itu ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Islam ( DI ).
Untuk memberantas pemberontakan ini tentara ini menggunakan operasi Pagar Betis.
Pada tanggal 4 juni 1962 kartosuwiryo berhasil ditangkap di gunung beber oleh pasukan    siliwangi.

3.
DI/TII di Jateng
23 Agustus 1949
Jawa Tengah
1)   Adanya persamaan ideologi antara Amir Fatah dengan S.M. Kartosuwirjo, yaitu keduanya menjadi pendukung setia Ideologi Islam.
2)   Amir Fatah dan para pendukungnya menganggap bahwa aparatur Pemerintah RI dan TNI yang bertugas di daerah Tegal-Brebes telah terpengaruh oleh "orang-orang Kiri", dan mengganggu perjuangan umat Islam.
3)   Adanya pengaruh "orang-orang Kiri" tersebut, Pemerintah RI dan TNI tidak menghargai perjuangan Amir Fatah dan para pendukungnya selama itu di daerah Tegal-Brebes. Bahkan kekuasaan yang telah dibinanya sebelum Agresi Militer II, harus diserahkan kepada TNI di bawah Wongsoatmojo.
4)   Adanya perintah penangkapan dirinya oleh Mayor Wongsoatmodjo.
Membentuk negara islam.
Amir Fatah+Pasukan Hizbullah , Kyai Haji Mahfudz (K.H Sumolangu) + Laskar AUI, Batalyon 426 dari Divisi Diponegoro Jateng.

*             Pada pemberontakan ini diakibatkan oleh perjanjian Renville yang mengharuskan TNI pindah dari wilayah Tegal, Brebes dan Pekalongan.
*             Namun
Amir Fatah yang menjadi koordinator pasukan di wilayah tersebut tidak mau mengikuti TNI. Antara Amir Fatah dan TNI sering timbul permasalahan, sehingga Amir Fatah memberontak akibat
Kartosuwiro mengangkatnya menjadikannya sebagai Panglima TII di Jawa Tengah.
*                                                         Namun pemberontakan ini tidak berlangsung lama karena tidak mendapatkan dukungan dari penduduk.
Tahun 1957 ditumpas melalui operasi gerakan Banteng Nasional dari divisi Diponegoro.


4.
DI/TII di Aceh
20 September 1953, Aceh.
1.Persoalan otonomi daerah.
2.Pertentangan antar golongan.
3.Tidak lancarnya rehabilitasi dan modernisasi daerah.
Menolak diikutkan provinsi Sumut.
Daud Beureuh + PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh)

Dipimpin oleh Daud Beureueh Gubernur Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah Istimewa diturunkan menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Ia lalu menyusun kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII. Pemberontakan ini dapat dihentikan dengan jalan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh ( MKRA ).
Pemberontakan Daud Beureuh ini dilakukan dengan suatu " Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" pada bulan Desember 1962 atas prakarsa Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel Jendral Makarawong.
5.
DI/TII di Kalsel
Bulan oktober 1950
Kalimantan Selatan
 Ketidakpuasan terhadap kebijakan mengenai TNI.

Membentuk negara islam.
Ibnu Hajar.
Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok rakyat yang tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.


*      Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan pendekatan kepada Ibnu Hadjar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima menjadi anggota ABRI.
*      Ibnu Hadjar sempat menyerah, akan tetapi setelah menyerah dia kembali melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi sehingga pemerintah akhirnya menugaskan pasukan ABRI (TNI-POLRI) untuk menangkap Ibnu Hadjar.
*       Pada akhir tahun 1959 Ibnu Hadjar beserta seluruh anggota gerombolannya tertangkap dan dihukum mati.

6.
DI/TII di Sulsel
17 Agustus 1951
7 Agustus 1953 – 1965
30 April 1950
Sulawesi Selatan
Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar menuntut kepada pemerintah agar pasukannya yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan dimasukkan ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ( APRIS ). Tuntutan ini ditolak karena harus melalui penyaringan.
Membentuk negara Islam.
Kahar Muzakar
*      Dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakar. Dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan APRIS ( Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut agar 45 Komando Gerilya Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin.
*      Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka yang memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.
1)      Operasi Militer
2)      Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditangkap  dan ditembak mati sehingga pemberontakan DI/TII di Sulawesi dapat dipadamkan.
7.
APRA di Bandung
1949 (pembentukan APRA), Januari 1950 (ultimatum Westerling)
Jawa Barat
Terbentuknya APRA dilatarbelakangi ketidak puasan beberapa pejuang terhadap kebijakan pemerintah RIS. APRA dibentuk oleh Kapten Raymond Westerling pada tahun 1949 dengan dalih sebagai Ratu Adil. APRA beranggotakan tentara KNIL yang tidak setuju dibentuknya APRIS di wilayah Pasundan. Basis pasukan APRIS di Jawa Barat adalah Divisi Siliwangi. APRA ingin agar keberadaan negara Pasundan dipertahankan sekaligus menjadikan mereka sebagai tentara negara federal di Jawa Barat.
Kepentingan KNIL.
APRA (Raymond Wasterling dan Sultan Hamid II) vs pemerintah Indonesia
Pada bulan Januari  1950 Westerling mengultimatum pemerintah RIS. Pasukan APRA mendapatkan dukungan dari tokoh KNIL Belanda. APRA menyerang Kota Bandung dan dapat menguasai beberapa tempat penting. Setelah itu, Westerling berusaha menggulingkan kabinet RIS.
 Untuk mengatasi kekacauan pemerintah RIS mengirim pasukannya ke Bandung. Perdana Menteri Moh. Hatta mengadakan perundingan dengan Komesaris Tinggi Belanda di Jakarta. Hasil perundingan mendesak agar Westerling meninggalkan Bandung. Akhirnya Westerling dan pasukannya meninggalkan Badung dan sisa pasukannya berhasil dihancurkan.
8.
Kahar Muzakar
17 Agustus 1951
Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakkar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953. Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakkar tertembak mati oleh pasukan ABRI (TNI-POLRI) dalam sebuah baku tembak.
Tujuan utama gerakan ini adalah untuk melawan pemerintahan Soekarno, sosok yang dianggap Kahar Muzakkar mengecewakannya dan sebagai wujud ketidakpuasannya terhadap cara pemerintah merasionalisasi para gerilyawan dari masa revolusi kedalam kesatuan Tentara Nasional Indonesia.
Kahar Muzakar
*      Awal pemberontakan Kahar di Sulawesi Selatan bermula dari rencana Pemerintah membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat.
*      Tenyata Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya.
*      Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN).
*       Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan.
*      Kahar Muzakkar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953.
*      Selama bergerilya di hutan Kahar beserta pengikutnya yang mengatas namakan Tentara Islam Indonesia melakukan banyak hal-hal yang menyimpang. Diantaranya pembersihan berdarah terhadap kaum bangsawan perampasan hak milik rakyat, beupa emas, tanah, dah harta benda lainnya untuk digunakan membeli peralatan pergerakan yakni senjata dan biaya lainnnya selama bergerilya.
*      Selanjutnya hal yang sangat membuat Pemerintah Indonesia waktu itu sangat marah yakni tindakan Kahar Muzakkar yang memproklamasikan Negara RPII pada 14 Mey 1962, dengan mengangkat dirinya sebagai Khalifahnya.
*      Selanjutnya Kahar membentuk kabiet RPII dengan beberapa menteri seperti, Menteri Muda Pertahanan Sanusi Daris, Menteri Kehakman H. Djunaidi Sulaeman, dan beberapa menteri lainnya.
Dengan mengangkatdirinya sebagai Khalifahnya. Selanjutnya Kahar membentuk kabiet RPII dengan beberapa menteri seperti, Menteri Muda Pertahanan Sanusi Daris, Menteri Kehakman H. Djunaidi Sulaeman, dan beberapa menterilainnya.
9.
Andi Azis
5 April 1950
Peristiwa Andi Azis adalah upaya pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Azis, seorang mantan perwira KNIL, yang berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur dan enggan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Andi Azis, para perwira APRIS (ABRI) (dari kalangan mantan anggota KNIL) harus bertanggung jawab terhadap gangguan keamanan di wilayah Negara Indonesia Timur yang menurutnya didalangi oleh pemerintah.
Tujuan pemberontakan Andi Azis adalah untuk mempertahankan keutuhan Negara Indonesia Timur (NIT).
Andi Azis
*      Serangan dimulai tanggal 5 April 1950, dimana saat itu pasukan Andi Azis mengadakan serangan untuk bisa menguasai tempat-tempat vital. Pada penyerangan tersebut, Pasukan Andi Azis dapat menawan Panglima Teritorium Indonesia Timur Lernan Kolonel A.J. Mokoginta.
*      Untuk mencegah agar kondisi tidak semakin kacau, pemerintah mengeluarkan ultimatum tanggal 8 April 1950 yang isinya agar Andi Azis menyerahkan diri dan mempertanggung jawabkan perbuatannya ke Jakarta dalam durasi atau tempo 4 X 24 jam. Selain itu, pemerintah juga meminta agar pasukan Andi Azis menyerahkan senjata dan membebaskan semua tawanan.
*      Namun, ultimatum tersebut tidak digubris oleh Andi Azis, hal itulah yang memancing kemarahan pemerintah waktu itu. Akhirnya, pemerintah merespon dengan mengirimkan pasukan ekspedisi mendarat di bawah komando Kolonel Alex Kawilarang. Pasukan tersebut mendarat di Makassar pada tanggal 26 April 1950 dan mengadakan serangan ke pasukan Andi Azis.
*      Beberapa bulan berselang, tepatnya tanggal 5 Agustus 1950 tiba-tiba Markas Staf Brigade 10/Garuda Mataram di Makassar dikepung oleh pengikut Andi Azis, namun pemberontakan Andi Azis tersebut bisa dipukul mundur oleh pihak TNI.
*      Pertempuran tersebut terjadi selama 2 hari, pasukan KNIL/KL yang mendukung gerakan Andi Azis meminta untuk berunding dengan TNI. Tanggal 8 Agustus 1950, terjadi kesepakatan antara Kolonel Kawilarang (TNI) dan Mayor Jenderal Scheffelaar (KNIL/KL).

Penghentian tembak-menembak
KNIL/KL harus meninggalkan Makassar dan meninggalkan semua senjatanya
Pada akhirnya, Andi Azis berhasil ditangkap dan diadili di Pengadilan Militer Yogyakarta pada tahun 1953 dan divonis 15 tahun penjara
10.
RMS
25 April 1950
Maluku
Tidak puas dengan terjadinya proses kembali ke NKRI
Mendirikan negara sendiri.
Dr.Christian Robert Steven Soumokil.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung NIT (Negara Indonesia Timur). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.
Diselesaikan secara damai dengan mengirimlkan misi dipimpin Leimena gagal sehingga kemudian dikrimkan pasukan ekspedisi militer pimpinan Kawilarang.
11.
PRRI – Permesta
15 Februari 1958
Padang
Konflik yang terjadi ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan keinginan akan adanya otonomi daerah yang lebih luas. Selain itu ultimatum yang dideklarasikan itu bukan tuntutan pembentukan negara baru maupun pemberontakan, tetapi lebih kepada konstitusi dijalankan. Pada masa bersamaan kondisi pemerintahan di Indonesia masih belum stabil pasca agresi Belanda. Hal ini juga mempengaruhi hubungan pemerintah pusat dengan daerah serta menimbulkan berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa.
Dan sebelumnya bibit-bibit konflik tersebut dapat dilihat dengan dikeluarkannya Perda No. 50 tahun 1950 tentang pembentukan wilayah otonom oleh provinsi Sumatera Tengah waktu itu yang mencakup wilayah provinsi Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi.
Keinginan adanya otonomi yang luas.

Letnal Kolonel Achmad Husein.
Kolonel Ventje Sumual. D.J. Somba.
Setelah Pemilu I dilaksanakan, situasi semakin memburuk dan terjadi pertentangan . Beberapa daerah merasa seolah-olah diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan ) sehingga muncul gerakan separatis di Sumatera yaitu PRRI
( Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia ) dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba dan Kolonel Ventje Sumual.
Operasi militer Pemerintah mengerahkan pasukan militer terbesar di sejarah militer Indonesia. Operasi militer dipimpin AE Kaliurang berhasil kembali menguasai daerah.
12.
G30S/PKI
30 September sampai di awal 1 Oktober 1965
*      Meningkatnya popularitas PKI di Indonesia, yang tergabung dalam 3 blok paham yang diakomodasi oleh Soekarno, Nasakom (Nasional, Agama dan Komunis)
*      Kekhawatiran AS terhadap jatuhnya Indonesia ketangan komunis
*      Rumor kurang sehatnya Soekarno
*      Ketidakpuasan sejumlah tokoh militer terhadap dewan jendral yang berkuasa di jajaran militer tertinggi yang mengakibatkan terhambatnya naik jabatan.
Berawal dari konspirasi dua pihak yag berlawanan (militer dan PKI) adalah:
Bagi militer
 - untuk kudeta terhadap Soekarno yang ada dibawah pengaruh PKI
- Untuk mendapatkan dukungan pemerintah AS

Bagi PKI
- untuk mempertahankan posisi Soekarno, sebagai pendukung-pendukung utama PKI.
1. Sjam Kamaruzaman
2. DN. Aidit
3. Letkol Untung
4. Brigjen Soepardjo
5. Kolonel Abdul Latief
*      Pada tanggal 30 September 1965 jam03.00 dinihari PKI melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh DN Aidit dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan Komunis-Marxis.
*      Tanggal 1 Oktober 1965 Operasi penumpasan G 30 S/PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi, dan dibantu pasukan kavaleri. Setelah diketahui bahwa basis G 30 S/PKI berada di sekitar Halim Perdana Kusuma, sasaran diarahkan ke sana.
*      Pada tanggal 2 Oktober, Halim Perdana Kusuma diserang oleh satuan RPKAD di bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo atas perintah Mayjen Soeharto. Pada pukul 12.00 siang, seluruh tempat itu telah berhasil dikuasai oleh TNI – AD.
*      Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Mayor C.I Santoso berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah usaha pencarian perwira TNI – AD dipergiat dan atas petunjuk Kopral Satu Polisi Sukirman yang menjadi tawanan G 30 S/PKI, tetapi berhasil melarikan diri didapat keterangan bahwa para perwira TNI – AD tersebut dibawah ke Lubang Buaya. Karena daerah terebut diselidiki secara intensif, akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1965 titemukan tempat para perwira yang diculik dan dibunuh tersebut.. Mayat para perwira itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur yang bergaris tengah ¾ meter dengan kedalaman kira – kira 12 meter, yang kemudian dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.
*      Pada tanggal 4 Oktober, penggalian Sumur Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena ditunda pada tanggal 13 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan hari) yang diteruskan oleh pasukan Para Amfibi KKO – AL dengan disaksikan pimpinan sementara TNI – AD Mayjen Soeharto. Jenazah para perwira setelah dapat diangkat dari sumur tua tersebut terlihat adanya kerusakan fisik yang sedemikian rupa. Hal inilah yang menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa kejamnya siksaan yang mereka alami sebelum wafat.
*      Pada tanggal 5 Oktober, jenazah para perwira TNI – AD tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat.
*      Pada tanggal 6 Oktober, dengan surat keputusan pemerintah yang diambil dalam Sidang Kabinet Dwikora, para perwira TNI – AD tersebut ditetapakan sebagai Pahlawan Revolusi.
Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan :
1. Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI
2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD
3. Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya.
Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan SK Presiden yang ditanda tangani pengemban Supersemar Ltjen Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12 Maret 1966.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Descriptive Text - Tanjung Puting National Park

TANJUNG PUTING NATIONAL PARK Tanjung Puting National Park is an internationally famous ecotourism destination, which is located in the southwest of Central Kalimantan peninsula. Visitors from foreign countries come to this park because of its amazing nature. This is called a park, but unlike any park that you have seen in your city, this is a jungle! It is real jungle, which is home to the most interesting animal in the world: orangutan. Though the park is home to many animals, seeing orangutans is usually the visitors’ main reason to visit the park. Orangutans, which literally mean the man of the forest, are the largest arboreal animal on the planet. Most of their lives are spent in trees where orangutans travel from branch to branch by climbing or swinging with their long arms. To see orangutans, we should go to Camp Leakey, which is located in the heart of Tanjung Puting National Park. Camp Leakey is a rehabilitation place for ex-captive orangutans and also a preserv

Recount Text - B.J. Habibie

B.J. HABIBIE Bacharuddin Jusuf Habibie known as BJ. Habibie was born on 25 June 1936. He was the Third President of the Republic of Indonesia (1998-1999). Habibie was born in Parepare, South Sulawesi Province to Alwi Abdul Jalil Habibie and R.A. Tuti Marini Puspowardojo. His father was an agriculturist from Gorontalo of Bugis descent and his mother was a Javanese noblewomen from Yogyakarta. His parents met while studying in Bogor. When he was 14 years old, Habibie’s father died. Following his father’s death, Habibie continued his studies in Jakarta and then in 1955 moved to Germany. In 1960, Habibie received a degree in engineering in Germany, giving him the little Diplom-Ingenieur. He remained in Germany as a research assistant under Hans Ebner at the Lehrstuhlund Institut Fur Leichtbau, RWTH Aachen to conduct research for his doctoral degree In 1962, Habibie returned to Indonesia for three months on sick leave. During this time, he was reacquainted with Hasri Ainun

Procedure Text - How to Make Chocolate Dipped Strawberries

How to Make Chocolate Dipped Strawberries To make chocolate dipped strawberries, first , prepare all the following ingredients: 2 chopped squares semisweet or bittersweet chocolate ½ tablespoon whipping cream Dash almond extract 8 strawberries Second , combine the chocolate and the whipping cream in a glass measuring cup or bowl. Microwave at medium power for 1 minute until the chocolate melts, string after 30 seconds. Stir in the almond extract and cool slightly. Finally , dip each strawberry into the melted chocolate, allowing the excess to dip off. Place on a waxed paperlined baking sheet. Refrigerate or freeze for approximately 15 minutes until the chocolate is set.