Langsung ke konten utama

Makalah Seputar Pengertian Idul Adha - Hari Yang Penuh Kemenangan

Penetapan Idul Adha

Idul Adha (di Republik Indonesia, Hari Raya Haji, bahasa Arab: ุนูŠุฏ ุงู„ุฃุถุญู‰) adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba.
Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam.
Pusat perayaan Idul Adha adalah sebuah desa kecil di Arab Saudi yang bernama Mina, dekat Mekkah. Di sini ada tiga tiang batu yang melambangkan Iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang naik Haji.
Hari Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim. Terkadang Idul Adha disebut pula sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji.
Bahwa bila umat Islam meyakini, bahwa pilar dan inti dari ibadah Haji adalah wukuf di Arafah, sementara Hari Arafah itu sendiri adalah hari ketika jamaah haji di tanah suci sedang melakukan wukuf di Arafah, sebagaimana sabda Nabi saw.:
โ€œ
Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah.
โ€
โ€”HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Baihaqi, ad Daruquthni, Ahmad, dan al Hakim. Al Hakim berkomentar, โ€œHadits ini sahih, sekalipun dia berdua [Bukhari-Muslim] tidak mengeluarkannyaโ€.
Dalam hadits yang dituturkan oleh Husain bin al-Harits al-Jadali berkata, bahwa amir Makkah pernah menyampaikan khutbah, kemudian berkata:
โ€œ
Rasulullah saw. telah berpesan kepada kami agar kami menunaikan ibadah haji berdasarkan ruโ€™yat (hilal Dzulhijjah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian mereka.
โ€
โ€”HR Abu Dawud, al Baihaqi dan ad Daruquthni. Ad Daruquthni berkomentar, โ€œHadits ini isnadnya bersambung, dan sahih.โ€
Hadits ini menjelaskan : Pertama, bahwa pelaksanaan ibadah haji harus didasarkan pada hasil ruโ€™yat hilal 1 Dzulhijjah, sehingga kapan wukuf dan Idul Adhanya bisa ditetapkan. Kedua, pesan Nabi kepada amir Makkah, sebagai penguasa wilayah, tempat di mana perhelatan haji dilaksanakan untuk melakukan ruโ€™yat; jika tidak berhasil, maka ruโ€™yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya kepada amir Makkah.
Seputar Pengertian Idul Adha (hari raya Kurban) merupakan hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah tahun Hijriyah. Seluruh umat Islam mengagungkan nama kebesaran Allah, takbir selama empat hari berturut-turut. Idul Adha selalu memberikan makna bagi setiap umat Islam. Bahkan dalam batas-batas tertentu memiliki makna juga bagi umat lain, karena Idul Adha memiliki misi kemanusiaan yang bersifat universal.

Pengertian Idul Adha
Idul Adha adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba.

Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.

Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam.

Pada hari raya idula adha, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail.

Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak, Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.

Hal Penting Tentang Idul Adha
  1. Melaksanakan ibadah haji. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh ummat Islam yang mampu (istathoah), menguasai pengetahuan ibadah haji dan mampu mengamalkannya, mampu membiayai segala rangkaian ibadah haji ke Baitullah, mamiliki kesehatan fisik dan psikis untuk menunaikan segala rukun dan sunnah haji ke Baitullah, dan merasa aman dalam proses perjalanan haji. anda dapat membaca seputar pengertian ibadah haji.
  2. Berqurban merupakan ibadah yang dianjurkan kepada umat Islam untuk melakukannya, karena ibadah qurban tidak hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, rabbil โ€˜izzati, melainkan mendekatkan diri kita dengan sesama insan, terutama yang seaqidah ketika di Masjidil Haram dan di Arafah ketika wuquf.
  3. turunnya wahyu Allah swt terakhir untuk Rasulullah saw. Jika Idul Fitri diawali dengan bulan Ramadan suatu waktu yang dipilih oleh Allah swt untuk menurunkan wahyu yang pertama. Maka wahyu yang terakhir diturunkan menjelang puncak Idul Adha, saat haji wadaโ€™ Rasulullah saw pada tahun ke 10 H, yang berbunyi: Alyauma akmaltu lakum diinakum, waatmamtu โ€˜alaikum niโ€™matii waradliitu lakumul Islaama diinaa.(QS. Al-Maโ€™idah :3)โ€ Artinya: "Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah aku sempurnakan nikmatku atasmu dan Aku rela Islam sebagai agama bagimu." Ayat ini sungguh menggambarkan bahwa keseluruhan ayat Al-Qurโ€™an telah diturunkan kepada Rasulullah saw dan diyakini sudah sempurna, karena itu sudah saatnya beliau dipanggil untuk menghadap-Nya untuk selama-lamanya, ditegaskan pula bahwa Islam sebagai agama yang diridhai-Nya.
Kisah Kesabaran Nabi Ismail (Sejarah Hari Idul Adha)
Pada suatu hari, Nabi Ibrahim AS menyembelih kurban fisabilillah berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.
โ€œKurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,โ€ kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung.
Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang negro, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai 99 tahun. Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama Isma'il, artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: "Allah mendengar doaku".
Ketika usia Ismail menginjak kira-kira 7 tahun (ada pula yang berpendapat 13 tahun), pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi ada seruan, โ€œHai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).โ€
Pagi harinya, beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Dari sinilah kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah (artinya, berpikir/merenung).
Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi sama dengan sebelumnya. Pagi harinya, beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah SWT. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari โ€˜Arafah (artinya mengetahui), dan bertepatan pula waktu itu beliau sedang berada di tanah Arafah.
Malam berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka, keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya) itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun nahr). Dalam riwayat lain dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk yang pertama kalinya, maka beliau memilih domba-domba gemuk, sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya. Beliau mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah terpenuhi. Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau memilih unta-unta gemuk sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya, dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu telah terpenuhi.
Pada mimpi untuk ketiga kalinya, seolah-olah ada yang menyeru, โ€œSesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu, Ismail.โ€ Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan menangis hingga waktu Shubuh tiba. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, beliau menemui istrinya terlebih dahulu, Hajar (ibu Ismail). Beliau berkata, โ€œDandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah.โ€ Hajar pun segera mendandani Ismail dengan pakaian paling bagus serta meminyaki dan menyisir rambutnya.
Kemudian beliau bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah di daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang. Pada saat itu, Iblis terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu. Mondar-mandir ke sana ke mari. Ismail yang melihatnya segera mendekati ayahnya.
โ€œHai Ibrahim! Tidakkah kau perhatikan anakmu yang tampan dan lucu itu?โ€ seru Iblis.
โ€œBenar, namun aku diperintahkan untuk itu (menyembelihnya),โ€ jawab Nabi Ibrahim AS.
Setelah gagal membujuk ayahnya, Iblsi pun datang menemui ibunya, Hajar. โ€œMengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja, padahal suamimu membawa anakmu untuk disembelih?โ€ goda Iblis.
 โ€œKau jangan berdusta padaku, mana mungkin seorang ayah membunuh anaknya?โ€ jawab Hajar.
โ€œMengapa ia membawa tali dan sebilah pedang, kalau bukan untuk menyembelih putranya?โ€ rayu Iblis lagi.
โ€œUntuk apa seorang ayah membunuh anaknya?โ€ jawab Hajar balik bertanya.
โ€œIa menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk ituโ€, goda Iblis meyakinkannya.
โ€œSeorang Nabi tidak akan ditugasi untuk berbuat kebatilan. Seandainya itu benar, nyawaku sendiri pun siap dikorbankan demi tugasnya yang mulia itu, apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anaku, hal itu belum berarti apa-apa!โ€ jawab Hajar dengan mantap.
Iblis gagal untuk kedua kalinya, namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan upaya penyembelihan Ismail itu. Maka, ia pun menghampiri Ismail seraya membujuknya, โ€œHai Ismaโ€™il! Mengapa kau hanya bermain-main dan bersenang-senang saja, padahal ayahmu mengajakmu ketempat ini hanya untk menyembelihmu. Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,โ€
โ€œKau dusta, memangnya kenapa ayah harus menyembelih diriku?โ€ jawab Ismail dengan heran. โ€œAyahmu menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk ituโ€ kata Iblis meyakinkannya.
โ€œDemi perintah Allah! Aku siap mendengar, patuh, dan melaksanakan dengan sepenuh jiwa ragaku,โ€ jawab Ismail dengan mantap.
Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain, mendadak Ismail memungut sejumlah kerikil ditanah, dan langsung melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Iblis pun pergi dengan tangan hampa. Dari sinilah kemudian dikenal dengan kewajiban untuk melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji.
Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim AS berterus terang kepada putranya, โ€œWahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?โ€ฆโ€ (QS. Ash-Shรขffรขt, [37]: 102).
โ€œIa (Ismail) menjawab, โ€˜Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabarโ€ (QS. Ash-Shรขffรขt, [37]: 102).
            Mendengar jawaban putranya, legalah Nabi Ibrahim AS dan langsung ber-tahmid (mengucapkan Alhamdulillรขh) sebanyak-banyaknya.
Untuk melaksanakan tugas ayahnya itu Ismail berpesan kepada ayahnya, โ€œWahai ayahanda! Ikatlah tanganku agar aku tidak bergerak-gerak sehingga merepotkan. Telungkupkanlah wajahku agar tidak terlihat oleh ayah, sehingga tidak timbul rasa iba. Singsingkanlah lengan baju ayah agar tidak terkena percikan darah sedikitpun sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika ibu melihatnya tentu akan turut berduka.โ€
โ€œTajamkanlah pedang dan goreskan segera dileherku ini agar lebih mudah dan cepat proses mautnya. Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada agar ibu agar menjadi kenangan baginya, serta sampaikan pula salamku kepadanya dengan berkata, โ€˜Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah Allah.โ€™ Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu sehingga ibu sehingga semakin menambah belasungkawa padaku, dan ketika ayah melihat anak lain yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama sehingga menimbulkan  rasa sedih di hati ayah,โ€ sambung Isma'il.
Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu, Nabi Ibrahim AS menjawab, โ€œSebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah SWT adalah kau, wahai putraku tercinta!โ€
Kemudian Nabi Ibrahim as menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian leher putranya yang telah diikat tangan dan kakinya, namun beliau tak mampu menggoresnya.
Ismail berkata, โ€œWahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan kakiku ini agar aku tidak dinilai terpaksa dalam menjalankan perintah-Nya. Goreskan lagi ke leherku agar para malaikat megetahui bahwa diriku taat kepada Allah SWT dalam menjalan perintah semata-mata karena-Nya.โ€
Nabi Ibrahim as melepaskan ikatan tangan dan kaki putranya, lalu beliau hadapkan wajah anaknya ke bumi dan langsung menggoreskan pedangnya ke leher putranya dengan sekuat tenaganya, namun beliau masih juga tak mampu melakukannya karena pedangnya selalu terpental. Tak puas dengan kemampuanya, beliau menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan batu itu pun terbelah menjadi dua bagian. โ€œHai pedang! Kau dapat membelah batu, tapi mengapa kau tak mampu menembus daging?โ€ gerutu beliau.
Atas izin Allah SWT, pedang menjawab, โ€œHai Ibrahim! Kau menghendaki untuk menyembelih, sedangkan Allah penguasa semesta alam berfirman, โ€˜jangan disembelihโ€™. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah Allah?โ€
Allah SWT berfirman, โ€œSesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (bagimu). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.โ€ (QS. Ash-Shรขffรขt, [37]: 106)

Menurut satu riwayat, bahwa Ismail diganti dengan seekor domba kibas yang dulu pernah dikurbankan oleh Habil dan selama itu domba itu hidup di surga. Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan ia masih sempat melihat Nabi Ibrahim AS menggoreskan pedangnya ke leher putranya. Dan pada saat itu juga semesta alam beserta seluruh isinya ber-takbir (Allรขhu Akbar) mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran kedua umat-Nya dalam menjalankan perintahnya. Melihat itu, malaikai Jibril terkagum-kagum lantas mengagungkan asma Allah, โ€œAllรขhu Akbar, Allรขhu Akbar, Allรขhu Akbarโ€. Nabi Ibrahim AS menyahut, โ€œLรข Ilรขha Illallรขhu wallรขhu Akbarโ€. Ismail mengikutinya, โ€œAllรขhu Akbar wa lillรขhil hamdโ€. Kemudian bacaan-bacaan tersebut dibaca pada setiap hari raya kurban (Idul Adha).

TATA CARA SHOLAT โ€˜IDUL ADHA

      A.  Sholat
        1.        Berdiri tegak seperti shalat fardhu, lalu membaca lafal niat shalat, ini niatnya:
ุฃุตู„ูŠ ุณู†ุฉ  ุนูŠุฏ ุงู„ุฃุถุญูŠ ุฑูƒุนุชูŠู† ุฅู…ุงู…ุง/ู…ุฃู…ูˆู… ู„ู„ุฉ ุชุนุงู„ูŠ
                Untuk imam, lafadz maโ€™muman diganti imaman.
        2.        Setelah itu membaca kalimat takbir "ALLAAHU AKBAR" sambil mengangkat kedua tangan seperti shalat fardhu dan hatinya niat.
        3.        Setelah itu kedua tangan bersedekap dan membaca doa iftitah.
        4.        Setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca tasbih

ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู’ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‡ู’ ูˆูŽู„ุข ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุงูู„ูŽู‘ุง ุงู„ู„ู‡ู’ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ุงูŽูƒู’ุจูŽุฑู’
        5.        Setelah membaca tasbih, tangan diangkat kembali setinggi bahu sambil membaca kalimat takbir "ALLAAHU AKBAR". Setelah itu tangan kembali bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yang kedua. Setelah itu kembali bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yang ketiga. Setelah itu kembali bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yang keempat. Setelah itu kembali-bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yang kelima. Setelah itu kembali bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yang keenam. Setelah itu kembali bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yang ketujuh. Setelah itu kembali bersedekap.
        6.        Setelah selesai melaksanakan 7 kali takbir, dilanjutkan dengan membaca ta'awwudz dan surat Al-Fatihah, surat atau ayat-ayat tertentu (makmum hanya membaca Al-Fatihah),
        7.        Ruku,
        8.        I 'tidal,
        9.        Sujud,
       10.    Duduk di antara dua.
       11.    Sujud, dan sujud yang kedua.
       12.    Setelah sujud yang kedua, langsung berdiri sambil membaca takbir tanpa mengangkat kedua tangan. Lalu bersedekap membaca tasbih (lafalnya sama dengan lafal tasbih pada rakaat pertama).
        13.    Setelah selesai membaca tasbih, dilanjutkan dengan membaca kalimat takbir "ALLAAHU AKBAR" sambil mengangkat kedua tangan. Setelah itu kembali bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yangkedua. Setelah itu kembali bersedekapj membaca tasbih dan melakukan takbir yang ketiga. Setelah itu kembali bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yang keempat. Setelah itu kembali bersedekap, membaca tasbih dan melakukan takbir yang kelima. Setelah itu kembali bersedekap.
       14.    Setelah selesai melaksanakan 5 kali takbir, dilanjutkan dengan membaca ta'aWwudz dan surat Al-Fatihah, surat atau ayat-ayatteitentu,
       15.    Kemudian ruku,
       16.    I'tidal.
       17.    Sujud.
       18.    Duduk di antara dua sujud, sujud yang kedua
       19.     Tasyahud akhir.
       20.     Setelah itu memberi salam ke kanari dan ke kiri. Setelah selesai melaksanakan shalat id ini, dilanjutkan , dengan 2 khutbah, baik dilakukan oleh imam shalat id pada saat itu, maupun oleh orang lain yang telah ditunjuk sebagai khatib. Sedangkan makmum
(jamaah) mendengarkannya dengan penuh perhatian hingga selesai.
    B.  Sunah-Sunah Sebelum Shalat Idul Adha
   ร˜ Berjalan kaki menuju tempat sholat. โ€œRasulullah SAW biasa berangkat sholat Ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang โ€(Ibnu Majah) โ€œRasulullah saw jika melaksanakan sholat ied beliau melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang  โ€œ(HR. Bukhori).
   ร˜ Mandi dan memakai pakaian bagus. Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar ra biasa memakai pakaian yang bagus pada saat sholat Ied.   
   ร˜ Tidak makan sebelum Sholat Idul Adha. โ€œAbu Raidah ra mengatakan, Nabi saw tidak keluar menuju sholat Idul fitri sebelum makan dan pada hari raya idul adha beliau tidak makan sebelum pulang dari tempat sholat kemudian memakan sembelihan beliauโ€ (Tirmidzi, hasan).

     C.  Kutbah
Dari Ibnu โ€˜Umar, ia mengatakan,

ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆูŽุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑู ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุงู„ู’ุนููŠุฏูŽูŠู’ู†ู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุฎูุทู’ุจูŽุฉ
โ€œNabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam dan Abu Bakr, begitu pula โ€˜Umar biasa melaksanakan shalat โ€˜ied sebelum khutbah.โ€

Setelah melaksanakan shalat โ€˜ied, imam berdiri untuk melaksanakan khutbah โ€˜ied dengan sekali khutbah (bukan dua kali seperti khutbah Jumโ€™at). Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam melaksanakan khutbah di atas tanah dan tanpa memakai mimbar. Beliau pun memulai khutbah dengan โ€œhamdalahโ€ (ucapan alhamdulillah) sebagaimana khutbah-khutbah beliau yang lainnya.

Ibnul Qayyim mengatakan, โ€œDan tidak diketahui dalam satu hadits pun yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallammembuka khutbah โ€˜iednya dengan bacaan takbir. โ€ฆ Namun beliau memang sering mengucapkan takbir di tengah-tengah khutbah. Akan tetapi, hal ini tidak menunjukkan bahwa beliau selalu memulai khutbah โ€˜iednya dengan bacaan takbir.โ€[34]
Jamaโ€™ah boleh memilih mengikuti khutbah โ€˜ied ataukah tidak. Dari โ€˜Abdullah bin As Sa-ib, ia berkata bahwa ia pernah menghadiri shalat โ€˜ied bersama Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam, tatkala beliau selesai menunaikan shalat, beliau bersabda,

ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุฎู’ุทูุจู ููŽู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ู„ูู„ู’ุฎูุทู’ุจูŽุฉู ููŽู„ู’ูŠูŽุฌู’ู„ูุณู’ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจูŽ ููŽู„ู’ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู’
โ€œAku saat ini akan berkhutbah. Siapa yang mau tetap duduk untuk mendengarkan khutbah, silakan ia duduk. Siapa yang ingin pergi, silakan ia pergi.โ€
Adapun rukun khutbah adalah
      1.      Takbir 9x takbiran pada khutbah pertama dan 7x pada khutbah ke dua
      2.      Memuji kepada Allah SWT.
      3.      Membaca sholawat.
      4.      Wasiat untuk bertaqwa.
      5.      Membaca ayat al-Qurโ€™an pada salah satu khutbah.
      6.      Membaca doa kepada orang-orang muslim.
          C.  Bacaan bilal
ยท         Saat akan melaksanakan shalat idul adha
ุตู„ูˆุง ุณู†ุฉ ุนูŠุฏ ุงู„ุฃุถุญูŠ ุฑูƒุนุชูŠู† ุฌู…ุงุนุฉ ุฑุญู…ูƒู… ุงู„ู„ู‡




ยท         Saat akan khutbah (khotib naik ke mimbar)
ู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ ูˆู„ู„ู‡ ุงู„ุญู…ุฏ.
ูŠุง ู…ุนุง ุดุฑุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆุฒู…ุฑุฉ ุงู„ู…ุค ู…ู†ูŠู† ุฑุญู…ูƒู… ุงู„ู„ู‡. ุงุนู„ู…ูˆุง ุฃู† ูŠูˆู…ูƒู… ู‡ุฐุง ูŠูˆู… ุนูŠุฏ ุงู„ุฃุถุญู‰ ูˆูŠูˆู… ุงู„ุณู‘ุฑูˆุฑ ูˆูŠูˆู… ุงู„ู…ุบููˆุฑ. ุฃุญู„ู‘ ุงู„ู„ู‡ ู„ูƒู… ุงู„ุทู‘ุนุงู…. ูˆุญุฑู‘ู… ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠูƒู… ุงุตู‘ูŠุงู…. ุฅุฐุง ุตุนุฏ ุงู„ุฎุทูŠุจ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ู†ุจุฑ ุฃู†ุตุชูˆุง ุฃุซุง ุจูƒู… ุงู„ู„ู‡ ูˆุงุณู…ุนูˆุง ุฃุฌุงุฑ ูƒู… ุงู„ู„ู‡. ูˆุฃุทูŠุนูˆุง ุฑุญู…ูƒู… ุงู„ู„ู‡.
ุงู„ู„ู‘ู‡ู…ู‘ ุตู„ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ู‘ุฐ. ุงู„ู„ู‘ู‡ู…ู‘ ุตู„ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ูˆู…ูˆู„ุงู†ุง ู…ุญู…ู‘ุฐ. ุงู„ู„ู‘ู‡ู…ู‘ ุตู„ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ูˆู…ูˆู„ุงู†ุง ู…ุญู…ู‘ุฐ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ู‘ุฐ.
ุงู„ู„ู‘ู‡ู…ู‘ ู‚ูˆู‘ุงู„ุฅุณู„ุงู… ูˆุงู„ุฅูŠู…ุงู† ู…ู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆู„ู…ุณู„ู…ุงุช ูˆุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ูˆุงู„ู…ุคู…ู†ุงุช ุงู„ุฃุญูŠุงุก ู…ู†ู‡ู… ูˆุงู„ุฃู…ูˆุงุช. ูˆุงู†ุตุฑ ู‡ู… ุนู„ู‰ ู…ุนุงู†ุฏู‰ ุงู„ุฏู‘ูŠู†. ูˆุงุฎุชู… ู„ู†ุง ู…ู†ูƒ ุจุงู„ุฎูŠุฑ ูˆุงูŠุง ุฎูŠุฑุงู„ู†ู‘ุงุตุฑูŠู† ุจุฑุญู…ุชูƒ ูŠุงุฃุฑุญู… ุงู„ุฑู‘ุงุญู…ูŠู†.
ยท         Saat khotib duduk diantara dua khutbah.
ุงู„ู„ู‘ู‡ู…ู‘ ุตู„ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ูˆู…ูˆู„ุงู†ุง ู…ุญู…ู‘ุฐ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ู‘ุฐ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Recount Text - B.J. Habibie

B.J. HABIBIE Bacharuddin Jusuf Habibie known as BJ. Habibie was born on 25 June 1936. He was the Third President of the Republic of Indonesia (1998-1999). Habibie was born in Parepare, South Sulawesi Province to Alwi Abdul Jalil Habibie and R.A. Tuti Marini Puspowardojo. His father was an agriculturist from Gorontalo of Bugis descent and his mother was a Javanese noblewomen from Yogyakarta. His parents met while studying in Bogor. When he was 14 years old, Habibieโ€™s father died. Following his fatherโ€™s death, Habibie continued his studies in Jakarta and then in 1955 moved to Germany. In 1960, Habibie received a degree in engineering in Germany, giving him the little Diplom-Ingenieur. He remained in Germany as a research assistant under Hans Ebner at the Lehrstuhlund Institut Fur Leichtbau, RWTH Aachen to conduct research for his doctoral degree In 1962, Habibie returned to Indonesia for three months on sick leave. During this time, he was reacquainted with Hasri Ainun...

Descriptive Text - Tanjung Puting National Park

TANJUNG PUTING NATIONAL PARK Tanjung Puting National Park is an internationally famous ecotourism destination, which is located in the southwest of Central Kalimantan peninsula. Visitors from foreign countries come to this park because of its amazing nature. This is called a park, but unlike any park that you have seen in your city, this is a jungle! It is real jungle, which is home to the most interesting animal in the world: orangutan. Though the park is home to many animals, seeing orangutans is usually the visitorsโ€™ main reason to visit the park. Orangutans, which literally mean the man of the forest, are the largest arboreal animal on the planet. Most of their lives are spent in trees where orangutans travel from branch to branch by climbing or swinging with their long arms. To see orangutans, we should go to Camp Leakey, which is located in the heart of Tanjung Puting National Park. Camp Leakey is a rehabilitation place for ex-captive orangutans and also a preserv...

Simple Past Tense - The Legend of Malin Kundang

GRAMMAR REVIEW SIMPLE PAST TENSE   Look at the except from the text below. Pay attention to words in the bold type. A long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra lived a women and her son, Malin Kundang. Malin Kundang and his mother had to live hard because his father had passed away when he was a baby. One day, when Malin Kundang was sailing, he saw a merchantโ€™s ship being raided by a band of pirates. With his bravery, Malin Kundang helped the merchantโ€™s defeat the pirates. To thank him, the merchant allowed Malin Kundang to sail with him. Maling Kundang agreed in the hope to get a better a life. He left his mother alone. Many years later, Malin Kundang became wealthy. He had a huge ship and a lot of crews who worked loading trading journey, his ship landed on a coast near a small village. The local people recognized that it was Malin Kundang. Malin Kundangโ€™s mother ran to the beach to meet the new rich merchant. She wanted to hug...